Uncategorized

Pengelolaan Human Capital di Perusahaan

Pengelolaan Human Capital mengambarkan individu menghasilkan, menyimpan, menggunakan pengetahuan dan keterampilan sebagai modal intelektual. Kemudian pengetahuan individu mereka satu sama lain diinteraksikan, dan mengahasilkan pengetahuan terlembagakan yang dimiliki oleh organisasi. Lembaga Manajemen UI kembali menggandeng SWA Media mencari perusahaan-perusahaan yang menerapkan praktik pengelolaan human capital terbaik. Ini merupakan tahun ke-10 diadakannya Program HR Excellence Award 2018.  Selain itu, diadakan pemilihan para calon pemimpin masa depan di bidang human capital. Dalam proses penjurian tersebut ditemukan fakta-fakta menarik dari para finalis, terutama dari best practice perusahaan dalam mengelola human capital.

Suatu organisasi perlu melakukan pengelolaan human capital agar organisasi tersebut mampu bersaing dan mencapai keunggulan kompetitif. Dinyatakan bahwa nilai kontribusi modal intelektual yang makin signifikan, maka diperlukan pengelolaan untuk pertumbuhan organisasi business di perusahaan.

Pengelolaan human capital bukan dimaksudkan untuk menentukan nilai instrisik SDM, melainkan dampak perilaku SDM atas proses-proses organisasional. Pengelolaan ini penting dilakukan untuk mengetahui efektivitas strategi yang dijalankan Pengelolaan terhadap seberapa besar kontribusi karyawan terhadap peningkatan kinerja. Disamping itu, Pengelolaan Human Capital ini merupakan suatu manajemen kinerja yang sangat penting dan sebagai alat untuk melakukan perbaikan.

Pengelolaan Human Capital

Usaha-usaha yang dilakukan untuk Pengelolaan Human Capital

  1. Memprioritaskan dalam peningkatan produktivitas knowledge and service work untuk kemajuan organisasi. Hal ini dikarenakan era asset tangible telah berakhir, penumpukan modal finansial, penambahan lahan produksi, sudah ditinggalkan.
  2. Menciptakan nilai melalui peningkatan pengetahuan dan ketrampilan karyawan. Karena pengetahuan dan keterampilan pekerja berasal dari pendidikan dan pelatihan, termasuk pelatihan yang membawa pengalaman yang menghasilkan nilai produktif.
  3. Dalam upaya creating value, pengelolaan manajemen sumber daya manusia merupakan katalisator yang mengaktifkan intangible capital, inert of tangible capital-material equipment dalam rangka memperbaiki efektivitas operasional.
  4. Mengembangkan nilai dengan membangun sistem untuk mencapai keunggulan kompetitif. Setidaknya ada tiga komponen yang perlu diperhatikan dalam upaya membangun sistem (building the system) untuk mencapai keunggulan kompetitif yaitu : efektivitas tim eksekutif, kinerja pemimpin, mengalahkan pesaing, dan kinerja karyawan.
  5. Meningkatkan nilai human capital, agar lebih bermanfaat untuk keunggulan daya saing organisasi. Strategi peningkatan melalui pandangan bahwa manusia adalah satu-satunya sumber (resource) yang memiliki keunggulan kompetitif. Bagaimana cara kita mengenalinya dan bagaimana kita mengukur dan mengelolanya, apa strategi kita, dan seberapa banyak human capital yang dimiliki, mampukah human capital tersebut ditingkatkan dari tahun ke tahun.

Strategi Pengelolaan Human Capital

  1. Kekuatan kerja sebagai realitas baru
    Diyakini bahwa tujuan perusahaan bukan semata-mata mencari keuntungan, melainkan komitmen saling terbuka dalam suatu lingkungan kerja. Sehingga mendorong adanya rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan. Saling membantu untuk memecahkan teknik dan keseimbangan kerja termasuk masalah kehidupan.
  1. Faktor manusia
    Menentukan keberhasilan tujuan organisasi.Melalui penerapan intellectual capital (talent, knowledge, dan skills) dan relationship capital (hubungan dengan pelanggan, rekan, vendors dan stakeholders lainnya).
  2. Manusia
    Adalah unsur yang terpenting untuk mencari keunggulan kompetitif melalui kreativitas dan pengetahuan yang mereka miliki. Hubungan mereka dengan customer, rekan kerja dan professional network.
  1. Kekuatan strategi adaptif
    Dalam meningkatkan human capital, terletak pada metode praktis beradaptasi yang mencakup : strategi berinvestasi melalui orang, strategi mengadopsi keyakinan baru, strategi memahami budaya oraganisasi, strategi metransformasi praktik manajemen dan strategi memastikan kesesuain antara keyakinan, budaya dan praktik.

Kesimpulan

Diharapkan, artikel ini dapat memberikan masukan bagi perusahaan dalam rangka mempersiapkan pengelolaan Human Capital yang lebih berkualitas dan meningkatkan kinerja karyawan sehingga kinerja perusahaan meningkat. Sudah saatnya para pemimpin perusahaan menyadari bahwa keuntungan yang diperoleh perusahaan sebenarnya berasal dari human capital, dan tidak melihat segala aktivitas perusahaan dari perspektif bisnis semata. Melainkan, lebih memandang perusahaannya sebagai sebuah unit yang berisi pengetahuan dan keterampilan yang unik atau seperangkat keunik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *